Pedagang Masih Bandel

Pedagang Masih Bandel

\"rudiRATU SAMBAN, BE - Meski telah diadakan dialog bersama Walikota pada hari Sabtu (30/3) dengan kesepakatan para pedagang akan mulai menata kebersihan dan keindahan jalan, namun ternyata kemarin (31/3), para pedagang kaki lima (PKL) Pasar Subuh masih membandel.  Tumpukan sampah di pasar yang terletak di Jalan KZ Abidin II itu masih terlihat di sejumlah titik.  Sejumlah pedagang pun tampak masih memadati sebagian Jalan Soeprapto hingga memacetkan jalanan.

Koordinator PKL Pasar Subuh, Firmansyah, menyatakan, pagi itu sekitar pukul 09.00 WIB ia telah berkeliling pasar guna mensosialisasikan komitmen yang dibuat oleh para pedagang dengan Pemda Kota. Ia mengajak dan mengimbau agar para pedagang dapat segera menertibkan dagangannya karena waktu yang disepakati telah lewat.

\"Saya sudah berkeliling sampai siang ini (sekitar pukul 10.30 WIB, red) untuk memberitahukan pada teman-teman mengenai kesepakatan-kesepakatan yang sudah dibuat bersama walikota.  Saya sampaikan apa risiko-risikonya kalau kita tidak menjalankan kesepakatan-kesepakatan tersebut. Tapi nyatanya masih tetap banyak yang membandel,\" ketus Firman.

Disampaikan Firman, ia mengimbau kepada para PKL untuk dapat menerima langkah relokasi apabila seruannya mengenai kesepakatan dengan Pemda Kota tidak digubris.  \"Kami hanya bisa mengingatkan, kalau ada relokasi, jangan salahkan Pemda Kota. Meski kita masih ada waktu hingga 6 hari ke depan, tapi tampaknya itikad baik para pedagang masih belum tampak.  Apa boleh buat, sebagian pedagang siap menerima risiko relokasi.  Tapi sebelum waktu itu tiba, kita akan terus mengimbau setiap hari,\" bebernya.

Namun Firman menegaskan, pihaknya tetap berharap agar relokasi para PKL tidak diterapkan secara diskriminatif. Dengan hal ini ia merujuk pada para PKL yang terdapat di sekitar Pasar Tradisional Modern (PTM) dan Mega Mall. \"Kalau mau dipindahkan, pindahkan semua. Termasuk mereka yang berada di sekitar PTM dan Mega Mall. Jangan ada tebang pilih,\" tegasnya.

Terhadap para pedagang yang meluber hingga ke badan Jalan Soeprapto, Firman mengatakan, para pedagang tersebut berani karena mereka telah membayar sejumlah uang tertentu kepada oknum-oknum yang tak kasat mata. \"Susah untuk dibuktikan karena mereka membayar tanpa kuitansi. Besarannya bisa mencapai Rp 500 ribu,\" sambungnya.

Sementara itu, Walikota H Helmi Hasan SE mengutarakan bila pihak Pemda Kota tetap berkomitmen dengan kesepakatan musyawarah yang mereka lakukan di Masjid Assalamah pada hari Sabtu (30/3), kemarin. \"Kesepakatan itu kita buat di masjid. Itu tempat suci. Kita tidak akan melanggar kesepakatan yang kita buat di tempat suci,\" ujarnya.

Di bagian lain, Helmi juga mengungkapkan, pembangunan PMS (Pasar Minggu Squere) tetap akan berlanjut.  Meski demikian, pembangunan ini diharapkannya dapat dilangsungkan tanpa menindas maupun menyakiti hati para pedagang.  \"

Sebenarnya bukan hanya PMS semata-mata yang kita pikirkan. Karena itu tetap akan dibangun. Tapi kita lebih pada mendengar aspirasi masyarakat seperti warga di sekitar Kebun Bungsu misalnya. Mereka pernah mengeluh masalah drainase yang terhambat karena sampah para pedagang. Bahkan pernah ada tanduk kerbau di siring mereka,\" jelasnya.

Ditambahkannya, selain warga, para pemilik Ruko di sekitar Jalan KZ Abidin II juga sudah menyampaikan keberatannya.  \"Ada Barata, dan toko-toko sekitarnya. Mereka itu juga warga Kota Bengkulu dan sudah merasa tidak nyaman. Saya tegaskan, yang terpenting itu sekarang adalah bagaimana menata pasar yang ada menjadi pasar yang aman, nyaman, menguntungkan baik bagi penjual dan pembeli,” pungkasnya. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: